Rabu, 23 Maret 2011

SETAN PEMBAWA PETAKA

Aku tinggal di sebuah desa yang terdapat rumah yang kosong dan angker. Rumahku tepat di sebelah rumah kosong itu. Rumah itu tidak pernah digunakan oleh penduduk sekitar,karena penghuni rumah tersebut meninggal dengan cara yang tidak wajar. Penduduk beranggapan bahwa rumah itu angker dan jika menempati rumah itu, maka mereka akan ketiban sial.namun,anggapan tersebut belum pernah terjadi sejak aku lahir di dunia ini.
Suatu hari ada seorang temanku dari kota yang bekerja menjadi guru di desaku. Ia ingin mencari rumah untuk tempat tinggalnya, dia adalah Budi. Budi baru saja meakukan urbanisasi. Akupun mengajaknya jalan-jalan keliling desa dan mencari perumahan. Kami banyak menemukan perumahan-perumahan yang bagus. Setelah aku selesai jalan-jalan, aku bertanya kepada Budi “hei, , , ,ngomong-ngomong rumah-rumah yang ada di desa ini ada yang kamu suka ???”
“ada”ujar Budi.
Aku bertanya lagi, “rumah mana yang kamu suka ???”.
“rumah yang ada di sebelah rumah kamu “katanya
Aku terkejut setelah mendengar ucapannya .aku bertanya lagi seraya menasehatinya
“Bud,sebaiknya kamu jangan tinggal di rumah itu,karena rumah itu adalah rumah yang paling . . . “
“yang paling apa ron? ? ? “ucap Budi.
“paling angker . . . . . ! ! ! “jawabku.
Namun Budi tetap ingin membeli rumah itu. Dia beralasan rumah itu sangat stategis,luas dan jauh dari keramian.Lalu Budi menghubungi keluarganya kalau dia sudah mendapatkan rumah.
Keluarga Budi sangatlah kreatif. Selain menjadi guru,ia juga memanfaatkan sebagian dari halamannya untuk dijadikan sawah pribadinya. Istri Budi juga menjual alat-alat bangunan di depan rumahnya.walaupun ada tetangganya yang menjual alat-alat bangunan juga yaitu Samo. Setelah Budi sebulan tinggal di desaku, Budi menjadi orang yang kaya dengan Budi terasa sangat jauh.
Sejak Budi menjadi orang kaya, sikap Budi banyak yang berubah. Sikap Budi yang baik dan suka memberi, kini hilang dari sikap Budi. Sekarang budi menjadi orang yang sombong, jahat, pelit dan egois.Warga berpikir kalau Budi berubah akibat setan yang ada di rumahnya. Awalnya Budi tidak merasa iri kepada Samo walaupun Samo menjual alat-alat bangunan lebih banyak daripada istrinya. Namun sekarang budi menjadi iri kepada Samo.
Suatu malam Budi menyuruh seseorang untuk membakar rumah Samo. Namun hal itu telah diketahui oleh Samo ketika Budi sedang member uang kepada orang itu. Ketika orang suruhan Budi hendak membakar rumah Samo, Samo menangkap dan membawanya ke kantor polisi. Saat orang itu diperiksa, ternyata orang itu disuruh oleh seorang untuk membakar rumah Samo yaitu Budi.
Keesokan harinya aku melihat polisi dirumah Budi. Aku langsung menghampiri Budi.
“Ada apa ini pak ???”. Tanya Budi dengan rasa takut.
“Anda terbukti melakukan penganiyayaan terhadap saudara Samo”. Jawab seorang polisi.
“Penganiyayaan apa pak ???”. Tanya aku.
“Saudara Budi menyuruh seseorang untuk membakar rumah saudara Samo”. Jawab polisi.
Lalu tangan Budi diborgol dan ia dibawa ke kantor polisi. Sekarang warga didesaku lega, karena didesaku tidak ada lagi orang yang jahat seperti Budi.